hh

Let your dream follow your way

Saturday, June 21, 2014

POTENSI KEMUNCULAN TECHNOPHOBIA PADA MAHASISWA BARU SISTEM INFORMASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


Abstrak
Techonophobia adalah ketakutan atau tidak suka teknologi canggih atau kompleks perangkat, terutama komputer.Techonophobia bisa diartikan ke dua jenis kondisi: takut teknologi atau antagonisme terhadap perkembangan teknologi. Dalam kasus pertama, technophobia dapat menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan ketika penderita datang ke dalam kontak dengan teknologi, seperti komputer. Technophobia memiliki ciri yang sama dengan technostress, menurut penilitian yang dilakukan oleh Thorpe, S. J., & Brosnan, M. J. pada tahun 2007. Menunjukan hasil kuisoner yang diisi oleh seorang yang memiliki phobia pada laba-laba dan technostress memiliki hasil yang hampir sama, kecemasan yang mereka tunjukan memiliki ciri yang sama. Technophobia menyerang banyak orang dari berbagai golongan, termasuk seorang mahasiswa yang baru masuk kuliah pada jurusan yang mengutamakan teknologi, terdapat penilitian yang mengatakan bahwa mahasiswa baru tersebut mengalami technophobia.
Kata kunci : technostress, technophobia, kecemasan

Pendahuluan
Kemajuan teknologi yang pesat membawa suatu dampak positif dan negatif, dampak yang terlihat dalam masa kini adalah kemudahan yang didapat oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan. Munculnya banyak sekali inovasi dan teknologi yang  membuat manusia tidak bisa lepas dari teknologi, kemajuan teknologi yang pesat bisa mendapatkan hal posifit yaitu kemudahan dalam komunikasi, mengolah data dan lain-lain. Tetapi dampak positif ini juga diiringi adanya dampak negative yang muncul dalam perkembangan tekonolgi, adanya teknologi yang baru membuat seseorang merubah gaya hidupnya. Ini terihat jelas jika kita bandingkan kehidupan yang dialami oleh orang pada tahun 90 an dan 2000. Terlihat bahwa semakin teknologi pesat dan berkembang, seseorang semakin tergantung dan menjadikannya pola hidup.
Hal ini bisa terlihat pada suatu fakta yang didapat bahwa pada 2008 jumlah computer yang dimiliki pribadi diseluruh dunia mencapai 1 milyar dn akan berkembang ke tingkat milyar berikutnya pada tahun 2008 (Gartner Group, 2008). Selain penggunaan computer hal yang mengalami tingkat yang mengalami peningkatan, terdapat peningkatan yang sangat signifikan dari pengguna komunikasi yaitu penggunaan internet.



Gambar 1 tabel pengguna internet 2012 dari http://www.internetworldstats.com/stats.htm

Dilihat pada table diatas menunjukan bahwa peningkatan pengguna intenet sangat tinggi, pada 2000 penggunna internet di dunia adalah sekitar 360 juta, sedang pada tahun 2012 mencapai sekitar 2 milyar. Pertumbuhan yang terjadi dalam 12 tahun adalah 566.4% (internetworldstats, 2012)
Pesatnya pertumbuhan dari teknologi memberikan dampak pada manusia, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Terdapat dampak positif dan negative, setelah membahas dampak positif. Sekarang membahas dampak negative yang terjadi dalam penggunaan internet, yaitu berubahnya pola hidup seseorang terhadap teknologi. Manusia akan semakin tergantung pada teknologi yang berkembang, ketergantungan dan perubahan pola hidup manusia terhadap teknologi bisa diakibatkan oleh seseorang tersebut memang menyukai perkembangan teknologi, kemudian mengikutinya. Perubahan yang lainnya diakibatkan tuntutan dalam lingkungan sekitar bisa dari pekerjaan, teman sekitar dan lain-lain. Dalam mengahadapi ini terdapat dua sikap yang yang diambil oleh seseorang yaitu mengikuti dengan tangan terbuka dan belajar mengenai teknologi baru atau meraa tidak nyaman dengan perkembangan teknologi kemudian membuat seseorang tersebut cemas terhadap terhadap teknologi dan kemudia ketakutan atas perkembangan tekonologi. (ROSEN, 1992)

            Technophobia bisa terjadi pada seseorang yang menjadi mahasiswa dan mengambil jurusan yang memiliki fokus dalam IT, hal ini bisa terjadi jika seseorang tersebut tertinggal dalam teknologi yang haru digunakan dalam perkuliahannya dan tidak paham mengenai teknologi yang digunakan. Dengan adanya teknologi yang baru dialami oleh seorang mahasiswa, maka mahasiswa tersebut harus menghadapi konsekuensinya yaitu menerima teknologi tersebut untuk dipelajari. Jika mahasiswa tersebut gagal dalam menerima teknologi tersebut maka mahasiswa tersebut bisa terjangkit technophobia atau biasa disebut kecemasan pada komputer. Teknologi software dan hardware yang baru membuat mahasiswa tersebut merubah pola kehidupannya sehari-hari karena mengenal teknologi yang baru. Seseorang yang bisa menemukan kesempatan dalam mengekspos teknologi akan memiliki keuntungan yang besar dan begitu juga terjadi sebaliknya. (Bozionelos, N. 2001)

Pembahasan
1. Technostress dan Technophobia

        Technostress
Technostress memiliki hubungan  psikologis yang negatif antara masyarakat dan pengenalan terhadapa teknologi baru. Dimana ergonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bereaksi dan sehat secara fisik dengan mesin di lingkungan mereka, technostress adalah hasil dari kebiasaan yang berubah dari  pekerjaan dan kolaborasi yang  dibawa karena penggunaan teknologi informasi modern pada lingkungan kantor dan rumah. (Sami & Iffat, 2013) Orang yang mengalami technostress tidak akan bisa beradaptasi untuk mengatasi teknologi dengan cara yang baik dan benar.
Istilah ini diperkenalkan oleh Craig Brod pada tahun 1984, menggambarkan individu yang mengalami stress karena penggunaan komputer. Karena saat ini perkembangan teknologi tidak hanya berhubungan dengan komputer saja, maka gejala stres ini semakin kompleks. Seperti koneksi internet yang lamban, tinta printer habis, jaringan ponsel sibuk, SMS yang terus-menerus muncul, atau bahkan melihat status twitter di time line bisa jadi pemicu stres. Sebanyak 1200 dari 3000 responden orang dewasa yang diteliti, masalah teknologi seperti ini dianggap lebih stressfull daripada kehidupan asmara, konflik rumah tangga, atau bahkan problem keuangan. (Ulvia, 2012)
            Pengukuran dalam technostress bisa dilakukan dengan metode bernama Computer Anxiety Rating Scale (CARS) yang dikembangkanoleh Larry D. Rosen dan Michelle Weil. CARS terdiri dari 20 pernyataan dan tiap pernyataan dihitung menggunakan skala lima poin tentang seberapa cemas yang
dirasakan seseorang ”pada saat ini”. Skalanya mulai dari "1 tidak cemas" hingga "5 sangat cemas sekali".


            Techonophobia
Techonophobia adalah ketakutan atau tidak suka teknologi canggih atau kompleks perangkat, terutama komputer.Techonophobia bisa diartikan ke dua jenis kondisi: takut teknologi atau antagonisme terhadap perkembangan teknologi. Dalam kasus pertama, technophobia dapat menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan ketika penderita datang ke dalam kontak dengan teknologi, seperti komputer. Tipe kedua technophobe mungkin pelabuhan perasaan permusuhan terhadap perubahan teknologi yang telah diperkenalkan ke masyarakat. Kebalikan Posisi - cinta teknologi - disebut sebagai technophilia.

Jenis technophobia yang menyebabkan orang merasa tidak nyaman dengan teknologi adalah perkembangan yang cukup baru-baru ini, yang berasal dari kemajuan eksponensial dibuat di lapangan sejak akhir abad ke-20. Selain itu, karena teknologi telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan dari lingkungan kerja pendidikan untuk kegiatan rekreasi, technophobes ini umumnya memiliki waktu sulit mendapatkan jauh dari itu. Akibatnya, kualitas umum kehidupan mereka dapat terpengaruh secara negatif. Misalnya, ketakutan umum teknologi dapat menciptakan kecemasan dan frustrasi pada orang-orang yang memiliki tugas yang mengharuskan mereka untuk berinteraksi dengan teknologi yang mereka merasa tidak nyaman menggunakan. Mengambil waktu untuk hati-hati mempelajari perubahan teknologi, membaca artikel bantuan, menonton video instruktif, dan melakukan pelatihan yang tepat sangat membantu dalam mengurangi rasa takut dan frustrasi di kalangan technophobes. (wisegeek, n.d.)


2. Teknologi Kekinian pada Jurusan Sistem Informasi ITS
Jurusan Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) adalah salah satu jurusan yang berfokus di bidang teknologi informasi. Karenanya teknologi sudah pasti menjadi perangkat utama dalam kegiatan belajar mengajarnya. Berbagai macam teknologi telah dikembangkan hingga saat ini untuk meningkatkan proses bisnis dan kualitas lulusannya. Berikut ini adalah daftar teknologi kekinian yang digunakan pada Jurusan Sistem Informasi ITS:
1.    E-learning
Adalah sistem informasi yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Beberapa contoh fitur yang dimiliki oleh e-learning, antara lain: 1) unggah dan unduh tugas dan materi perkuliahan, 2) online quiz, dan 3) forum diskusi.
2.      Sistem Informasi Manajemen Tugas Akhir (SimTA)
Adalah sistem informasi yang penggunanya adalah mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Tugas Akhir, admin laboratorium, dan dosen yang berhubungan. Tujuan pembangunan sistem informasi ini adalah untuk memberikan kemudahan dalam mengakses informasi yang behubungan dengan penjadwalan.
3.      Sistem Absensi
Adalah sistem informasi dimana mahasiswa mampu untuk mengecek jumlah absensinya. Hal ini dirasa penting karena adanya peraturan yang menyatakan bahwa mahasiswa harus menghadiri 80% perkuliahan sebagai syarat pertama kelulusan mata kuliah.
4.      Sistem Tiket Keluhan
Adalah sistem informasi yang akan menampung seluruh keluhan dan saran terhadap seluruh elemen yang ada pada jurusan Sistem Informasi.
5.      REKP
Adalah sistem informasi yang merekap tempat kerja praktik beserta output yang dihasilkan oleh mahasiswa yang melakukan kerja praktik.

3. Teknologi Kekinian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Selain jurusan, institut juga memiliki berbagai macam teknologi yang dapat digunakan oleh mahasiswanya. Berikut ini adalah daftar teknologi di tingkat institut:
1.       Integra
Adalah sistem informasi yang menangani aktivitas perkuliahan secara umum di seluruh jurusan. Beberapa fitur yang disediakan, antara lain: 1) Formulir Rencana Studi, 2) lihat dan print transkrip, 3) lihat daftar mata kuliah, dan lain sebagainya.
2.       Share ITS
Adalah sistem yang hampir sama dengan e-learning namun pengguna dari sistem ini adalah seluruh mahasiswa ITS. Sistem ini muncul dikarenakan adanya redudansi data dari masing-masing jurusan sehingga perlu ada sistem terintegrasi yang juga mampu untuk menghemat media penyimpanan.
3.       SI SKEM
SKEM adalah parameter yang digunakan untuk menilai keaktifan mahasiswa selain di bidang perkuliahan. Adanya peraturan mengenai nilai SKEM minimal membuat SI SKEM dibangun dengan tujuan untuk memberikan bukti otentik bahwa selain memiliki hardskill, mahasiswa ITS juga harus memiliki softskill yang baik.

4. Kajian Mengenai Faktor Penyebab Technophobia dan technostress
Berbagai macam penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memicu terjadinya technophobia. Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah jenis kelamin (gender) berpengaru terhadap kemunculan technophobia. Morahan-martin [xx] mengatakan bahwa mahasiswa wanita lebih jarang menggunakan internet dibandingkan mahasiswa pria. Hal ini tentu menyiratkan bahwa kaum wanita memiliki pengalaman yang lebih sedikit dibandingkan kaum pria. Namun Syaiful dan Fadila [xx] menyatakan bahwa faktor jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap munculnya technophobia pada mahasiswa. Penelitian ini didukung dengan berita pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa intensitas penggunaan internet oleh wanita meningkat. Wanita justru lebih sering menghabiskan waktu berjejaring social disbanding dengan kaum pria.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pergeseran paradigm terhadap faktor yang mempengaruhi terjadinya technophobia. Penlitian ini dilakukan Jasmin dan Samsul [xx] pada tahun 2011.
Faktor kepribadian juga menjadi isu pemicu kemunculan technophobia. Berdasarkan teori Jung [xx], manusia memiliki delapan kepribadian utama yang terdiri dari empat dimensi yang berlawanan, yaitu: 1) Extravert (E) vs. Introvert (I), 2) Sensing (S) vs. Intuitive (N), 3) Thinking (T) vs. Feeling (F), dan 4) Judging (J) vs. Perceiving (P). Syaiful dan Fadila [xx] menyatakan bahwa tipe kepribadian Jung berpengaruh terhadap munculnya technophobia pada mahasiswa.
Faktor pengalaman dalam menjalankan teknologi juga bisa menjadi pemicu seseorang mengalamai technostress, karena orang yang sudah lama berada di dunia teknologi dan menjalankannya. Pola hidupnya akan berubah dan seseorang tersebut akan ketergantungan dengan teknologi. Sehingga orang tersebut tak bisa lepas dari teknologi yang sudah dijalaninya.


5.   Rekomendasi Solusi Untuk Mengurangi Kemunculan Technophobia
Solusi dibuat dengan menggunakan perspektif Kondisi Kekinian Jurusan Sistem Informasi ITS dan persepektf Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kemunculan Technophobia. Tabel 2 menunjukkan daftar poin dan kode dari dua perspektif tersebut:

Tabel 1. Daftar Poin dan Kode dari Perspektif Kondisi Kekinian Jurusan Sistem Informasi ITS dan Perspektif Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kemunculan Technophobia
Perspektif
Poin
Kode
Kondisi Kekinian Jurusan Sistem Informasi ITS
Jumlah teknologi baru yang akan digunakan mahasiswa baru
P1-1
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kemunculan Technophobia
Kepribadian mahasiswa baru
P2-1

Pengalaman teknologi mahasiswa baru
P2-2

Kemudian kode tersebut direalisasikan pada tabel 3 yang menunjukkan daftar usulan yang diusulkan berdasarkan ketiga poin pada table 2 di atas.

Tabel 2. Rekomendasi Usulan Untuk Mengurangi Dampak Technophobia
Kode
No
Usulan
P1-1
1
Memebeli buku mengenai teknologi baru yang terkait dan membacanya, tidak malu bertanya kepada teman atau senior yang lebih memahami mengenai teknologi baru tersebut.
P2-1
2
Pencacatan kepribadian mahasiswa baru yang disesuaikan dengan uji Jung atau pendekatan lain yang dirasa lebih baik.
P2-2

Pengoptimalan peran dan fungsi himpunan mahasiswa untuk menjaring aspirasi mahasiswa baru, terutama terkait pelatihan teknologi-teknologi kekinian jurusan dan institute.

6.    RINGKASAN/KESIMPULAN
 Technophobia memiliki ciri yang sama seperti technostress sehingga keduanya memiliki relasi yang sama, seseorang yang terjangkit technostress memiliki tingkat kecemasan yang sama dengan orang yang terjangkit phobia. technophobia memiliki berbagai tipe dan mahasiswa baru Sistem Informasi ITS ada yang mengalami technophobia.







DAFTAR PUSTAKA

[1] Ahmad, J. I., & Daud, M. S. (2011). Technophobia Phenomenon in Higher Educational Institution: a case study . IEEE Colloquium on Humanities, Science and Engineering Research (CHUSER 2011), 111-116.
[2] Fadila, & Ali, S. (2008). KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANXIETY) DAN KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA AKUNTANSI. Pontianak: Simposium Nasional Akuntansi ke‐11.
[3] Fevre, M. L. (2003). Eustress, distress, and interpretation in occupational stress. Journal of Managerial Psychology, 18, 726 - 744.
[4] Gartner Group. (2008, Juni 23). Gartner Says More than 1 Billion PCs In Use Worldwide and Headed to 2 Billion Units by 2014. Retrieved from gartner.com: http://www.gartner.com/newsroom/id/703807
[5] Indriastuti, S. (2009). Hubungan Antara Computer Self-Efficacy dengan Computer Anxiety pada Mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
[6] internetworldstats. (2012). World Internet Users and Population Stats. Retrieved from internetworldstats.com: http://www.internetworldstats.com/stats.htm
[7] Jung, C. G. (1921). Psychological Types. Princeton, NJ: Princeton University Press.
[8] ROSEN, L. &. (1992). Measuring technophobia: a manual for the administration andscoring of the Computer Anxiety Rating Scale (Form C),. Dominguez Hills: California State University & Chapman University.
[9] Sami, L. K., & Iffat, R. (2013). "Impact of Electronic Services on Users: A Study. Florence: JLIS.it (University of Florence).
[10]  Schumacher, P., & Morahan-Martin, 1. (2000). Gender, Internet and Computer Attitudes and Experiences. Computer in Human Behavior, 17(1), 95-110.
[11]  Tribun News Makasar. (2011, Januari 25). Pola Penggunaan Internet Menurut Jenis Kelamin. Retrieved Juni 11, 2014, from makasar.tribunnews.com: http://www.asnawi.com/blog/pola-penggunaan-internet-menurut-jenis-kelamin/
[12]  Ulvia, D. (2012, January 10). Techno Stress. Retrieved from http://teknologi.kompasiana.com/: http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2012/01/10/techno-stress-426449.html









Friday, January 6, 2012

Mengatur Internet connection sharing pada Linux Ubuntu

Kita bisa membagi koneksi internet komupter kita yang menggunkan Linux Ubuntu ke komputer lain, dengan menggunakan metode ICS (Internet Connection Sharing).
Untuk menggunakan metode tersebut, kita harus memastikan pada laptop/komputer mempunyai ethernet card atau tidak. untuk mengeceknya. pilih system --> Preferences --> Network Connections

Jika terdapat Auto eth0 maka komputer/laptop bisa menggunakan metode ICS.
Kita juga bisa mengkonfigurasi yang ada di Auto eth0 untuk mengatur connection yang kita inginkan, seperti mengatur IPnya dan lain-lain

Gunakan peritah sudo iptables -t nat -A POSTROUTING -j MASQUERADE untuk menyambung mengaktifkan maquerade
 ketika sudah menyambung ke router.
 
 
 

Pastikan ubuntu kita sudah terinstall dengan dnsmasq, jika belum gunakan perintah
 “sudo apt-get install dnsmasq-base” untuk menginstallnya dari repository


kemudian kemudian klik pada bagian atas layar yang gambarnya seperti jaringan dan pilih create network connection, kemudian kita bisa memilih nama SSIDnya juga rule diberi password atau tidak.



Klik create jika sudah mengkonfigurasinya, maka
jaringan yang kita buat sudah bisa di gunakan.




Gambar dibawah adalah percobaan jaringan yang dibuat
di Ubuntu bisa terkoneksi dengan Windows




Thursday, January 5, 2012

Mengatur Internet connection sharing pada Windows XP


Sharing Koneksi Internet Wifi via Windows XP

  1. Pertama buka terlebih dahulu ‘Network Connection’ pada ‘Control Panel’ lalu klik kanan pada opsi ‘LAN or High Speed Internet’ dan pilih ‘Properties’ , berikut:

  1. Lalu akan muncul window baru, dan pilih tab ‘Wireless Network’. Di bawah table ‘Preferred Networks’ ada tombol add, klik tombol add tersebut, berikut :


  1. Lalu akan muncul window baru lagi dan hilangkan tanda centang pada opsi ‘the key is provided for me automatically’ . Kemudian isilah kolom nama jaringan, isi network key, jika sudah berilah tanda centang pada opsi ad-hoc network, berikut :

  1. Kemudian ulangi step 1 dan 2 , tetapi bedanya pada step 2 kita pilih tab ‘advanced’ , lalu centang opsi sesuai dengan gambar di bawah ini, berikut :